Ya, ketimpangan antara pekerja sektor formal dan informal dapat memicu minimnya daya beli, karena beberapa faktor berikut:
1. Perbedaan Pendapatan:
- Pekerja sektor formal umumnya memiliki pendapatan yang lebih stabil, dengan upah yang tetap, tunjangan, dan jaminan sosial yang membuat mereka lebih mampu untuk mengelola keuangan, berbelanja, dan berinvestasi.
- Pekerja sektor informal, di sisi lain, sering kali menerima pendapatan yang tidak tetap dan lebih rendah. Penghasilan mereka tergantung pada permintaan pasar atau hasil kerja harian, sehingga kemampuan mereka untuk membelanjakan uang lebih terbatas.
2. Akses terhadap Jaminan Sosial dan Kesehatan:
- Pekerja sektor formal sering mendapatkan tunjangan kesehatan, pensiun, dan asuransi sosial yang membantu mereka mengurangi pengeluaran untuk kesehatan atau masa pensiun. Ini berarti mereka memiliki lebih banyak dana untuk kebutuhan lain, meningkatkan daya beli.
- Pekerja sektor informal biasanya tidak mendapatkan akses ke jaminan sosial ini, sehingga jika terjadi situasi darurat seperti sakit atau kecelakaan, mereka harus mengeluarkan biaya sendiri. Pengeluaran tambahan ini dapat mengurangi daya beli mereka secara keseluruhan.
3. Akses terhadap Pembiayaan:
- Pekerja sektor formal lebih mudah mengakses kredit atau pembiayaan dari lembaga keuangan karena penghasilan mereka dianggap stabil dan bisa diverifikasi. Dengan akses ini, mereka bisa membeli barang-barang besar seperti rumah, kendaraan, atau barang elektronik dengan sistem cicilan.
- Pekerja sektor informal seringkali kesulitan mendapatkan akses kredit karena tidak memiliki penghasilan yang stabil atau catatan keuangan yang jelas, sehingga kemampuan mereka untuk membeli barang mahal lebih terbatas.
4. Kestabilan Ekonomi:
- Pekerja sektor formal memiliki tingkat ketahanan ekonomi yang lebih tinggi karena kontrak kerja dan tunjangan yang mereka terima. Hal ini membuat mereka lebih aman secara finansial, sehingga konsumsi mereka lebih stabil.
- Sebaliknya, pekerja sektor informal lebih rentan terhadap fluktuasi ekonomi, seperti saat terjadi krisis atau pandemi. Pendapatan yang tidak stabil membuat mereka lebih hati-hati dalam pengeluaran, yang berdampak pada menurunnya daya beli.
5. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi:
- Ketimpangan yang terlalu lebar antara pekerja sektor formal dan informal dapat menciptakan kesenjangan sosial yang lebih dalam. Ketika sebagian besar populasi berada di sektor informal dengan daya beli rendah, ini bisa menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan karena konsumsi masyarakat yang rendah.
Ketimpangan antara pekerja sektor formal dan informal jelas berkontribusi pada minimnya daya beli, terutama karena ketidakpastian pendapatan, kurangnya akses terhadap jaminan sosial dan kredit, serta ketidakstabilan ekonomi yang lebih besar pada pekerja sektor informal. Untuk meningkatkan daya beli secara keseluruhan, dibutuhkan kebijakan yang mendukung peningkatan pendapatan dan stabilitas bagi pekerja di sektor informal.
Tinggalkan Balasan