Minggu, 9 Maret 2008 – 14:32 wibTIM ilmuwan Durham University, Inggris, berpendapat bahwa sebagian anak mendapatkan nilai buruk di sekolah bukan karena malas belajar, melainkan karena kerusakan memori.

Akibat kerusakan memori, anak menjadi kesulitan mencerna informasi, entah pelajaran sejarah, atau pun aljabar. “Namun, kerusakan memori pada anak dapat diperbaiki dengan latihan memori. Sehingga potensi anak dapat ditingkatkan,” ujar ketua tim peneliti, Dr Tracey Alloway, ilmuwan Durham University.

Memori adalah ruang penyimpan informasi sementara dalam otak. Alloway mengungkapkan, memori bekerja mirip sebuah kotak penyimpan barang yang memiliki batas kapasitas penyimpanan. Anak-anak yang menderita kerusakan memori dapat dilatih untuk mengingat informasi-informasi yang relevan saja.

Sebagai contoh, ketika anak yang mengalami kerusakan memori harus belajar sejarah, anak itu tidak perlu membaca buku dari halaman pertama hingga halaman terakhir. Anak-anak yang bermemori normal mungkin bisa menyimpan informasi dari halaman pertama hingga terakhir pada buku tersebut.

Namun, anak-anak yang menderita kerusakan memori berisiko besar “tersesat” ketika baru sampai pada halaman tengah. Karena itu, anak-anak itu sebaiknya diberi buku-buku pelajaran khusus yang hanya berisi informasi paling relevan. (sindo//mbs-okezone.com)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *