Banda Aceh – Alhamdulillah, tak terasa berperan sebagai dosen telah memasuki tahun kedua. Baru tau juga ternyata saya terdaftar di Dikti, lumayan…Menjadi tenaga pengajar di STMIK Ubudiyah, salah satu kampus IT di Banda Aceh ini cukup menantang karena mahasiswa/i sebagian besar berasal dari luar daerah dan umumnya masih awam terhadap dunia IT. Selain itu, tantangan lainnya adalah mengenai sistem honor yang diterapkan oleh pihak kampus yang menerapkan sistem pembayaran honor setiap 6 bulan sekali dengan honor Rp.17.500 per sks. Barangkali inilah kenapa putra-putri bangsa kita enggan menyebarkan ilmu di negerinya sendiri karena pertimbangan finansial yang sangat tidak memadai. Perhatian semua pihak dalam dunia pendidikan masih sangat minim, Pemerintah menomorwahidkan Ekonomi, Perusahaan menomorwahidkan Profit. Saya yakin negara-negara maju menomorsatukan pendidikan di atas segalanya. Selama negara belum memusatkan perhatian kepada dunia pendidikan, nyaris mustahil Indonesia bisa naik “grade” menjadi negara maju sejajar dengan Amerika,India,China,Jepang dan negara maju lainnya.
Saya yakin ada hikmah besar di balik perjuangan kecil kita dan jangan lupa, jalankan bisnis sekecil apapun. Jangan pernah takut gagal, karena semakin anda bijak menyikapi kegagalan semakin dekat anda dengan kesuksesan.
Salam sukses untuk guru Indonesia 🙂
Leave a Reply