Mewujudkan kerjasama antar kedua elemen ini terkadang jarang ketemu solusinya. Kendalanya klasik, mental dan kepentingan.
Mental swasta yang memilliki visi yang jauh ke depan,fleksibel dan kreatif belum mampu dijangkau oleh pemerintah yang harus “menyembah” sistem yang sudah terbukti gagal selama puluhan tahun sejak Indonesia merdeka. Mental pemerintah yang berada dalam comfort zone,dibuat manja dengan gaji tetap bulanan dan pensiun sering melupakan dan merendahkan pihak swasta yang berada dalam posisi tidak menentu dari jaminan ekonomi.
Begitu pula dengan kepentingan yang sering dicampuradukkan.Sifat serakah manusia mudah sekali kumat diantara dua penggerak ekonomi masyakat ini.Pemerintah sering sekali mengambil keuntungan “lebih” dan mengambil peran swasta dalam mengelola sebuah pekerjaan dan terkadang menggunakannya untuk manuver politik,pencitraan dan tentunya memperoleh penghasilan tambahan yang belum cukup dari gaji dan pensiun. Lain lagi swasta yang lebih memilih menggadaikan integritas dan “berdamai” dengan pemerintah demi dapur rumah tetap ngebul. Swasta terkadang mengerjakan pekerjaan yang belum dikuasai dengan baik dan menghasilkan produk yang justru menambah sengsara masyarakat.
Alhasil,brapa skor untuk pertandingan swasta vs pemerintah?
Tinggalkan Balasan