Banda Aceh – Islam itu mudah, kalo mudah kenapa setiap muslim musti mempelajari Islam yang begitu kompleks, bukankah cukup hanya dengan melihat orang-orang yang kita anggap “shaleh” saja sudah cukup jadi panduan kita untuk mempelajari Islam, bukankah mempelajari Islam itu urusannya ustaz dan ulama saja, kami sebagai orang “awam” kan tinggal ngikutin aja, lagian mana sempat saya mempelajari Islam, urusan saya sendiri di kantor aja bejibun, belum lagi urusan rumah tangga yang seabrek, tambah lagi urusan sosial saya yang sangat padat.
Barangkali diantara kita pernah mendengar diantara dialog diatas, pertanyaannya apakah memang seperti itu. Saya mengajukan pertanyaan diatas kepada seorang Ustaz yang saya yakini ilmu tentang keislamannya baik karena sesuai dengan amalnya. Kata ustaz tersebut, kira-kira gambaran umumnya seperti ini. Islam sangat memberantas kebodohan, oleh karena itu Nabi Muhammad Saw diutus ke muka bumi untuk memperbaiki pikiran dan perilaku masyarakat di bumi khususnya di Arab yang sangat terkenal paling jahat dan bodoh, bayangkan anak baru lahir aja boleh dibunuh. Dan hubungannya dengan pertanyaan sangat jelas, bahwa Islam harus dipelajari oleh setiap muslim karena dalam sebuah hadist juga dinyatakan “setiap amal yang tidak ada contohnya pada Rasulullah, maka amalan tersebut tertolak”, artinya setiap amal yang tidak memiliki ilmu (hanya ikut-ikutan orang lain aja sesuai dengan kehendak hatinya saja) maka amal tersebut tidak ada artinya. Contoh : ada orang shalat tapi ketika kita tanyakan darimana contohnya hingga setiap gerakan shalatnya begitu, dia menjawab dari si pulan, maka jelas amalannya tertolak karena contohnya bukan dari Rasulullah saw, seandainya dia menyebut dari hadist yang ada di kitab X misalnya dan setelah bertanya kepada ulama/ustaz yang dapat dipercaya keilmuannya maka amal shalatnya ada kemungkinan diterima Alllah, karena dia beramal karena ilmu bukan ikut-ikutan.
Jawaban tersebut seharusnya sudah menjawab pertanyaan kalangan yang sering menyebutkan dirinya atau disebut oleh orang lain yakni kalangan “orang-orang sibuk” untuk tetap menyisihkan waktunya untuk mempelajari Islam, selain itu juga, Nabi Muhammad saw menyuruh kita untuk tidak pernah berhenti belajar sampai kita masuk liang lahat. Bayangkan, jika ada seorang yang muda,cerdas,baik hati,kaya raya dan dermawan ternyata amalnya tidak diterima karena dia beramal bukan karena ilmu dan kecerdasannya hanya digunakan untuk ilmu dunia, apalagi orang miskin yang baik hati, jika beramal tanpa ilmu tetap amalnya tidak diterima maka selain kita memiliki kecerdasan dalam ilmu dunia, kita wajib memiliki kecerdasan dalam ilmu tentang mengamalkan Islam, sehingga kecerdasan spiritual dapat kita peroleh seutuhnya. /tfa
Tinggalkan Balasan