” Manusia Menjadi Apa Yang Dia Inginkan ” Morrise Goodman (The Miracle Man, salah satu pasien yang dinyatakan oleh dokter lumpuh total karena kecelakaan pesawat dan hanya tersisa mata yang bisa berkedip dan masih bisa berpikir normal, dia tidak memperdulikan vonis dokter dan tetap berfikir positif. Dia setiap saat menutup matanya dan membayangkan dirinya seperti orang normal, bisa berjalan kembali dan melakukan aktifitas seperti biasa, lalu…keajaiban itu muncul. Saat ini, dia kembali pada kondisi semula dan dapat menjalani kehidupan sebagaimana biasanya. Si dokter pun tercengang dan tak bisa mengucap sepatah kata pun atas kejadian itu. Karena itulah pasien ini dijuluki the miracle man)

Sulit memang untuk menerjemahkan kalimat dan cerita diatas kalau kita menggunakan logika sematadan menagungkan akal. Oleh karena itu, Islam tidak mengutamakan akal tapi IMAN. Coba perhatikan perhatikan ayat-ayat qur’an yang sering mendahulukan kata-kata “iman”, seperti “hai, orang-orang yang beriman…”, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang beriman….”. Dan dalam hadis rasulullah saw, dikatakan bahwa seorang muslim walaupun memiliki Iman (Percaya kepada Allah swt dan mengakui tiada Tuhan selain Allah swt) sekecil apapun, dia akan masuk surga. Dalam persepsi orang-orang barat yang atheis (tidak percaya adanya Tuhan) mereka menyebutnya Iman kepada pikiran mereka sendiri dan tiada Tuhan selain akal dan pikiran mereka sendiri. Selain itu, mereka juga menganggap Alam semesta inilah pengatur kehidupan manusia. Di dalam Islam, ini dinamakan syirik (menduakan/menyekutukan Allah), satu-satunya dosa besar dan tidak akan diampuni oleh Allah swt.

Lalu, apa hubungannya dengan kisah diatas??? Sederhana. Bagi muslim, segala kejadian sekalipun daun yang jatuh karena berguguran terjadi karena adanya campur tangan Allah swt atau sudah diatur oleh Allah swt, Allah maha Berkehendak dan Maha Tahu. Apa yang tidak mungkin di pikiran manusia, bagi Allah sangat mudah untuk membuat segala sesuatu mungkin terjadi, tanpa batasan apapun. Tidak peduli apakah dia muslim atau non-muslim, bagi Allah sangat mudah untuk mengabulkan kehendak dan keinginan seseorang. Kadang kita berpikir, kenapa ada non-muslim yang diberi kekayaan melimpah oleh Allah swt. Sesungguhnya itu salah satu bentuk dari Maha Adilnya Allah swt, karena tidak membedakan antara muslim dan non-muslim saat berusaha mendapatkan rezeki melimpah dikarenakan usahanya yang susah payah mendapatkannya. Siapa yang meminta dan berusaha, siapapun akan diberi. Tidak peduli orang kaya,miskin,muslim,non muslim,kurus,gemuk,orang barat,orang timur,siapapun dia,punya keinginan dan mau berusaha demi mencapai keinginannya itu, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah swt untuk mengabulkan keinginan mereka.

Masalahnya, ada orang yang pada tahap “ingin” saja susahnya minta ampun. Dia tidak memiliki keinginan, bingung tentang apa yang inginkan dalam hidup ini, biasanya prinsip hidupnya ” seperti air mengalir “, aklo masuk jurang, ikut masuk jurang, kalo masuk got, ikut masuk got, atau keinginannya terbatas kepada hal-hal kecil saja, karena dia menganggap dirinya rendah, orang kecil, orang yang tidak pantas mendapatkan hal-hal besar. Wajar saja, jika Allah mengabulkan keinginannya dan selama dia berpikiran seperti itu maka dia akan mendapatkan hal-hal kecil seperti yang dia inginkan…

Mari sekarang kita perhatikan tipe yang lain, tipe ini adalah golongan minoritas. Jalan pikiran mereka dianggap ekstrem oleh orang-orang awam kebanyakan. Kebanyakan komentar yang sering mereka terima dari orang lain adalah “tidak mungkin”, “mustahil”, “jangan mimpi”. Namun mereka ini tetap teguh kepada prinsipnya, bermimpi tanpa batas, pelihara mimpi itu, abaikan komentar negatif yang akan merusak mimpi dan jalani kehidupan dengan sebaik-baiknya dan se-positif mungkin. Mereka adalah 1 persen golongan orang-orang terkaya di dunia. Cara berfikir mereka sering dianggap aneh oleh orang-orang awam yang sering berfikiran negatif dan penuh dengan sikap dan kata-kata negatif.

(to be continued….)


Comments

5 responses to “Man Becomes What He Think About (Part 1)”

  1. to be continued …. nie post …

  2. Apakah yg 1% itu hanya milik org terkaya di dunia?
    Apakah utk menjadi yg 1% itu hrs memisahkan Iman dengan Akal+Pikiran?
    Jika dunia yg dikejar, maka ‘menuhankan’ otak merupakan kelalaian.
    Jika akhirat yg dikejar, maka kebodohan ‘iman’ adlh taqlid & ikut2an.
    Jika dunia dan akhirat disatukan, maka ilmu dan amal haruslah seiring sejalan .
    Jika tak lagi berharap pd dunia maupun akhirat, maka Allah akan mencukupkan segala sesuatunya…
    dan cukup hanya Allah yg dijadikan sandaran.

  3. Ingat…pada zamannya Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar Ra, salah seorang diantara golongan 1 % itu dan menghabiskan semua hartanya untuk tegaknya Islam…trims atas komennya

  4. >muda bentara

    trims…komennya

  5. ingat..ingat…ah iya, mengulang kembali pelajaran ibtidayah 🙂

    *Lon tuan preh postingan ke dua* ^^

Leave a Reply